Berita Nasional

Satu Warga Palestina Dibebaskan, Cerita Kepahitan Hidup

77
×

Satu Warga Palestina Dibebaskan, Cerita Kepahitan Hidup

Sebarkan artikel ini
Gambar, Sambutan meriah bagi warga Palestina yang dibebaskan Israel (Foto: Reuters/Ammar Awad)  

TEPI BARAT – Israel telah membebaskan 39 orang warga Palestina yang ditahan di penjara mereka sebagai bagian dari pertukaran sandera dengan Hamas dan gencatan senjata di Gaza.

Salah satu warga Palestina yang dibebaskan, Hanan Al-Barghouti (58), bersyukur atas kebebasannya dan mendoakan warga yang ada di Gaza. Minggu (26/11/26).

Al-Barghouti dibebaskan setelah dua bulan ditahan Israel. Dia juga memuji langkah sayap bersenjata Hamas, pemimpinnya, dan rakyat Gaza.

“Semoga Tuhan membalas mereka dengan baik atas nama kami. Jika bukan karena rakyat Gaza, kita tidak akan melihat kebebasan,” kata Al-Barghouti seperti dilansir detikcom.

Dia menceritakan apa yang dialaminya di penjara Israel. Dia mengatakan dirinya dan warga Palestina lain harus memakan kepahitan hidup dan dipermalukan.

BACA JUGA  Polri Apresiasi Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan di Padang Pariaman

“Kami berada di dalam penjara, memakan kepahitan. Mereka sadis. Mereka menghina dan mempermalukan kami, namun harga diri kami tinggi dan martabat kami terangkat, berkat perlawanan,” ucapnya.

Tahanan asal Palestina lainnya, Marah Bakir (24), juga bersyukur atas kebebasannya. Namun, dia menyadari kebebasannya itu berasal dari darah para warga lainnya di Gaza.

“Saya senang namun pembebasan saya harus dibayar dengan darah para martir,” kata Bakir.

Bakir mengatakan kebebasan dari ‘empat dinding penjara’ sungguh luar biasa. Bakir telah ditahan selama 8 tahun.

“Saya menghabiskan akhir masa kanak-kanak dan remaja saya di penjara, jauh dari orang tua dan pelukan mereka,” katanya setelah kembali ke rumah keluarganya di Beit Hanina, Yerusalem timur.

BACA JUGA  Perkuat Pembuktian, Kejaksaan Agung Enam Orang Saksi Terkait Perkara BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika

Tahanan Palestina yang mengenakan jaket abu-abu diarak di Beitunia di Tepi Barat yang diduduki di hadapan para pendukung yang bersorak gembira, banyak dari mereka menangis. Namun, sempat ada tembakan gas air mata dari Israel untuk membubarkan massa.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan tiga orang ditembak dan terluka oleh pasukan keamanan Israel. Namun, hal itu tak menjadi penghalang bagi warga Palestina untuk bersukacita menyambut bebasnya keluarga mereka.

“Polisi Israel ada di rumah kami dan mencegah orang datang menemui kami,” kata Fatina Salman, ibu dari Malak (23) yang ditangkap dalam perjalanan ke sekolah pada tahun 2016 karena dituduh mencoba menikam seorang petugas polisi di Yerusalem.

BACA JUGA  Lembaga SIRA Datangi Kejagung RI, Minta Usut Tuntas Dugaan Tipidkor Dana Baznas Kabupaten Banyuasin

Malak sebenarnya baru akan dibebaskan pada tahun 2025. Kini, Malak telah kembali dan mendapat sambutan penuh kemenangan di lingkungannya di Beit Safafa.

“Putriku lemas, sejak kemarin dia belum makan,” kata Salman. (Reed).


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *